Gunung Gede di Jawa Barat bukan hanya populer sebagai destinasi pendakian, tetapi juga sebagai gunung api aktif dengan kawah-kawah yang masih menunjukan aktivitas vulkanik. Kawah di puncak gunung ini menjadi daya tarik tersendiri: dramatis, penuh sejarah geologi, sekaligus menyimpan kisah legenda. Artikel ini akan membahas kawah di Gunung Gede secara lengkap, mulai dari jenis, aktivitas, jalur pendakian, hingga fakta uniknya.
Jenis Kawah di Gunung Gede
Gunung Gede memiliki beberapa kawah aktif dan tidak aktif yang bisa dijumpai di sekitar puncaknya. Masing-masing kawah punya karakteristik unik:
1. Kawah Ratu
Kawah Ratu adalah kawah utama Gunung Gede. Kawah ini masih aktif dan kerap mengeluarkan asap belerang pekat. Suhu tanah di sekitarnya cukup tinggi, dan bau sulfur terasa menyengat. Pendaki bisa melihat kawah ini dari jalur puncak, tetapi tidak disarankan turun langsung ke dasar kawah karena berbahaya.
2. Kawah Lanang
Kawah kecil yang berada tidak jauh dari Kawah Ratu. Namanya “Lanang” (jantan) dipasangkan dengan kawah lain bernama “Wadon” (betina). Kawah Lanang memiliki aktivitas fumarol ringan, dengan warna tanah kekuningan akibat kandungan belerang.
3. Kawah Wadon
Kawah Wadon berlokasi berdekatan dengan Kawah Lanang. Meski ukurannya lebih kecil, kawah ini unik karena namanya melambangkan pasangan dari Lanang. Keduanya sering dikaitkan dengan legenda lokal yang menyimbolkan keseimbangan.
4. Kawah Baru
Kawah ini terbentuk dari aktivitas vulkanik pasca letusan terdahulu. Aktivitasnya relatif ringan, namun keberadaannya menunjukkan bahwa Gunung Gede terus mengalami perubahan geologi seiring waktu.

Aktivitas Vulkanik di Kawah Gunung Gede
Meski tidak meletus sejak tahun 1957, Gunung Gede masih berstatus gunung api aktif. Kawah Ratu dan kawah-kawah di sekitarnya menjadi pusat aktivitas vulkanik berupa:
- Asap belerang yang keluar dari fumarol.
- Suhu tanah tinggi yang bisa mencapai lebih dari 80°C di beberapa titik.
- Gas beracun (sulfur dioksida) yang bisa membahayakan pendaki jika terhirup dalam jumlah banyak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara rutin memantau aktivitas kawah di Gunung Gede. Status gunung ini biasanya berada di level “Normal” (Level I), tetapi pendaki tetap wajib waspada terutama di area kawah.
Jalur Menuju Kawah Gunung Gede
Untuk melihat kawah di Gunung Gede, pendaki bisa melalui jalur resmi pendakian:
- Jalur Cibodas → start dari pintu Cibodas, melewati Telaga Biru, Cibeureum, Kandang Badak, lalu ke puncak. Dari puncak, Kawah Ratu bisa terlihat jelas.
- Jalur Gunung Putri → langsung menuju Surya Kencana, kemudian lanjut ke puncak. Dari puncak, kawah berada di sisi selatan.
- Jalur Selabintana → jalur terpanjang, juga bermuara di puncak dengan akses ke kawah.
Estimasi waktu tempuh: 7–10 jam (Cibodas), 6–8 jam (Putri), 8–10 jam (Selabintana) hingga puncak. Dari puncak, kawah bisa diamati dengan jelas tanpa harus turun ke area berbahaya.
Fakta Unik Kawah Gunung Gede
- Nama simbolik: kawah Lanang dan Wadon dipercaya melambangkan keseimbangan alam, sesuai filosofi Sunda.
- Pusat penelitian: kawah Gede sering jadi lokasi penelitian vulkanologi dan geotermal.
- Habitat mikroorganisme: meski ekstrem, kawah mendukung kehidupan mikroorganisme tahan panas (thermophiles).
- Legenda lokal: Kawah Ratu sering dikaitkan dengan kisah gaib, dipercaya sebagai “gerbang” ke dunia lain oleh sebagian masyarakat sekitar.
Konservasi dan Aturan di Kawah
Kawah Gunung Gede termasuk kawasan inti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sehingga ada aturan ketat:
- Dilarang turun langsung ke kawah.
- Dilarang membuang sampah di area kawah.
- Dilarang merusak atau mengambil batu belerang.
- Pendaki hanya boleh mengamati dari jalur puncak.
Aturan ini penting untuk keselamatan pendaki sekaligus menjaga kelestarian kawasan vulkanik Gunung Gede. Megngabaikan dan melanggar aturan yang berlaku bisa dikenakan sanksi hingga blacklist seumur hidup.
Kesimpulan
Kawah di Gunung Gede adalah daya tarik utama yang membuktikan statusnya sebagai gunung api aktif. Dari Kawah Ratu yang masih mengeluarkan asap belerang, hingga Kawah Lanang dan Wadon yang penuh legenda, semua menambah keunikan gunung ini. Meski indah dan menarik, pendaki wajib berhati-hati dan mematuhi aturan konservasi agar tetap aman dan kawasan ini terjaga kelestariannya.